Kurang lebih 30000 pengelola loket sudah bergabung, Sudahkah anda?

Kamis, 05 Mei 2011

LAMPUNG

Kantor Perwakilan Provinsi Lampung
JL. Purnawirawan No.11 Bandar Lampung, Lampung
Contact Person : Thamrin Siahaan ( 0813-9788-4276 )

Kerja Adalah Kehormatan

Seorang eksekutif muda sedang beristirahat siang di sebuah kafe terbuka. Sambil sibuk mengetik di laptopnya, saat itu seorang gadis kecil yang membawa beberapa tangkai bunga menghampirinya.
”Om beli bunga Om.”
”Tidak Dik, saya tidak butuh,” ujar eksekutif muda itu tetap sibuk dengan laptopnya.
”Satu saja Om, kan bunganya bisa untuk kekasih atau istri Om,” rayu si gadis kecil.
Setengah kesal dengan nada tinggi karena merasa terganggu keasikannya si pemuda berkata, ”Adik kecil tidak melihat Om sedang sibuk? Kapan-kapan ya kalo Om butuh Om akan beli bunga dari kamu.”
Mendengar ucapan si pemuda, gadis kecil itu pun kemudian beralih ke orang-orang yang lalu lalang di sekitar kafe itu. Setelah menyelesaikan istirahat siangnya, si pemuda segera beranjak dari kafe itu. Saat berjalan keluar ia berjumpa lagi dengan si gadis kecil penjual bunga yang kembali mendekatinya.
”Sudah selesai kerja Om, sekarang beli bunga ini dong Om, murah kok satu tangkai saja.” Bercampur antara jengkel dan kasihan si pemuda mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya.
”Ini uang 2000 rupiah buat kamu. Om tidak mau bunganya, anggap saja ini sedekah untuk kamu,” ujar si pemuda sambil mengangsurkan uangnya kepada si gadis kecil. Uang itu diambilnya, tetapi bukan untuk disimpan, melainkan ia berikan kepada pengemis tua yang kebetulan lewat di sekitar sana.
Pemuda itu keheranan dan sedikit tersinggung. ”Kenapa uang tadi tidak kamu ambil, malah kamu berikan kepada pengemis?” Dengan keluguannya si gadis kecil menjawab, ”Maaf Om, saya sudah berjanji dengan ibu saya bahwa saya harus menjual bunga-bunga ini dan bukan mendapatkan uang dari meminta-minta. Ibu saya selalu berpesan walaupun tidak punya uang kita tidak bolah menjadi pengemis.”
Pemuda itu tertegun, betapa ia mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari seorang anak kecil bahwa kerja adalah sebuah kehormatan, meski hasil tidak seberapa tetapi keringat yang menetes dari hasil kerja keras adalah sebuah kebanggaan. Si pemuda itu pun akhirnya mengeluarkan dompetnya dan membeli semua bunga-bunga itu, bukan karena kasihan, tapi karena semangat kerja dan keyakinan si anak kecil yang memberinya pelajaran berharga hari itu.

Tidak jarang kita menghargai pekerjaan sebatas pada uang atau upah yang diterima. Kerja akan bernilai lebih jika itu menjadi kebanggaan bagi kita. Sekecil apapun peran dalam sebuah pekerjaan, jika kita kerjakan dengan sungguh-sungguh akan memberi nilai kepada manusia itu sendiri. Dengan begitu, setiap tetes keringat yang mengucur akan menjadi sebuah kehormatan yang pantas kita perjuangan.

Kasih Ibunda

Suatu pagi di sebuah perkampungan miskin. Tampak seorang ibu dengan penuh semangat sedang membikin adonan untuk membuat tempe. Pekerjaan membuat dan menjual tempe telah digeluti selama bertahun-tahun sepeninggal suaminya.
 
Saat membuat adonan, sesekali pikirannya menerawang pada sepucuk surat yang baru diterima dari putranya yang sedang menuntut ilmu di rantau orang. Dalam surat itu tertulis, "Bunda tercinta, dengan berat hati, ananda mohon maaf harus mohon dikirim uang kuliah agar dapat mengikuti ujian akhir. Ananda mengerti bahwa bunda telah berkorban begitu banyak untuk saya. Ananda berharap secepatnya menyelesaikan tugas belajar agar bisa menggantikan bunda memikul tanggung jawab keluarga dan membahagiakan bunda. Teriring salam sayang dari anakmu yang jauh".


Dua hari lagi adalah hari pasaran, biasanya tempe hasil buatan si ibu di bawa ke pasar untuk dijual. Kali ini, tempe yang dibuat dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya, dengan harapan mendapatkan lebih banyak uang sehingga bisa mengirimkan ke anaknya.


Sehari menjelang hari pasar, hati dan pikiran si ibu panik karena tempe buatannya tidak jadi, entah karena konsentrasi yang tidak penuh atau porsi tempe yang dibuat melebihi biasanya. Kemudian si ibu pun sibuk berdoa dengan khusuk di sela-sela waktu yang tersisa menjelang keberangkatannya ke pasar, memohon kepada Tuhan diberi mukjizat agar tempenya siap d jual dalam keadaan jadi. Tetapi sampai tibanya dia di pasar, tempenya tetap belum jadi.
 
Sepanjang hari itu dagangannya tidak laku terjual. Si ibu tertunduk sedih, matanya berkaca-kaca membayangkan nasib anaknya yang bakal tidak bisa mengikuti ujian. Saat hari pasar hampir usai para pedagang lain pun mulai meninggalkan pasar, tiba-tiba datang seorang ibu berjalan dengan tergesa-gesa, "Bu, saya nyari tempe yang belum jadi, dari tadi nggak ada! Ibu tahu, saya harus cari ke mana?"
 
"Untuk apa, tempe belum jadi kok dicari?" tanya si penjual heran.
 
"Saya mau membeli untuk dikirim ke anak saya di luar kota, dia sedang ngidam tempe khas kota ini," kata ibu calon pembeli. Ibu penjual tempe ternganga mendengar kata-kata yang baru didengarnya, seakan tak percaya pada nasib baiknya, seolah tangan Tuhan memberi kemurahan kepadanya. Akhirnya tempe dagangannya diborong habis tanpa sisa. Dia begitu senang, bersyukur dan menambah keyakinan bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan diri umatnya selama manusia itu sendiri tidak putus asa dan tetap berjuang.

Pepatah kuno menyatakan, Ora et labo`ra, berusaha dan berdoa. Memang, doa dan usaha harus seiring dan sejalan dalam perjalanan hidup setiap manusia. Doa dibutuhkan untuk mengingatkan kita agar senantiasa menapak langkah di jalan benar yang diridhoi oleh yang Maha Kuasa dan tetap mampu bersikap sabar, gigih dan ulet saat menghadapi segala macam halangan, rintangan dan cobaan, sekaligus mampu memelihara antusiasme dalam memperjuangkan apa yang telah kita tetapkan demi mewujudkan kesuksesan.

Percikan Api

Dikisahkan seorang pemuda miskin, demi memenuhi panggilan kerja yang mendesak dan sesegera mungkin, dia harus menempuh perjalanan cukup jauh ke luar kota. Dia tahu, mobil tua yang dimiliki sebenarnya tidak layak digunakan untuk perjalanan jarak jauh, tetapi keadaan memaksa, sehingga akhirnya diputuskan tetap berangkat dengan mobil tua tersebut.

Di tengah perjalanan yang sepi, senja berselimut kegelapan tiba diiringi hujan yang turun dengan deras. Tiba-tiba yang dikuatirkan terjadi juga, setelah beberapa kali terbatuk-batuk, mesin mobil akhirnya mati. Segala usaha yang serba terbatas telah dilakukan, tetapi sia-sia belaka, mobil tetap diam. Dikelilingi kegelapan malam, hujan dan badai terasa semakin tidak bersahabat. Selama beberapa jam tidak ada mobil yang melintas, si pemuda hanya bisa duduk termenung di dalam mobil meratapi nasibnya.
Tiba-tiba.... sekilas terlihat melalui kaca spion, sorotan lampu mobil mendekat dan berhenti di belakang mobil si pemuda. Diselimuti perasaan takut tetapi lebih pada rasa gembira, si pemuda melihat pengendara mobil turun mendatangi jendela mobilnya. Karena cuaca sangat gelap, hampir-hampir wajah si pengendara tidak terlihat dengan jelas.
"Mesin mobil saya mati!" serunya sambil menurunkan kaca jendela mobil. Kemudian orang yang tidak dikenal itu melangkah ke depan mobil dan membuka tutup mesin, mengulurkan tangannya dan entah apa yang dilakukan, tidak lama kemudian dia memberi isyarat agar memutar kunci kontak. Alangkah terkejut dan mengherankan, mesin mobil hidup!
Masih dengan rasa keheranan, si pemuda berseru: "Saya tadinya kuatir, jangan-jangan mobil saya mogok untuk terakhir kalinya".
Orang tidak dikenal itupun menjawab dengan tegas "Setiap mobil paling sedikit akan hidup sekali lagi bila diberi perhatian yang semestinya".
Tiba-tiba angin mereda, hujan berubah rintik-rintik.
Orang asing itu melanjutkankan perkataannya : " Prinsip yang sama juga berlaku bagi manusia. Selama masih ada sedikit percikan api, belum terlambat bagi seorang manusia untuk membuat awal yang baru ".
si pemuda tergesa-gesa mengucapkan banyak terima kasih dan segera meneruskan sisa perjalanannya dan tiba ditempat yang dituju dengan selamat.
Para pembaca yang bahagia,
Memang, begitu penting sebuah percikan api untuk bisa menghidupkan mobil, demikian pula di dalam kehidupan manusia, percikan api bisa diartikan sebagai semangat, hasrat, niat atau tekad.
Bagi setiap manusia, siapapun dia, bagaimanapun keadaannya, selama masih mempunyai percikan api yang berbentuk TEKAD, maka tiada kata terlambat untuk memulai sebuah awal yang baru! Kebangkitan baru! Dan menciptakan kesuksesan baru!

TEKAD YANG KUAT

Bagi saya sendiri yang lahir di keluarga miskin, yang hanya mengenyam pendidikan formal kelas 6 SD pun tidak lulus, (SDTT sekolah dasar tidak tamat), sungguh tidak mudah untuk berjuang dan keluar sebagai pemenang!
Begitu pentingnya kekuatan TEKAD atau percikan api bagi saya!
Tanpa TEKAD YANG KUAT untuk mengubah nasib dengan berjuang mati-matian, tidak mungkin nasib bisa saya ubah dan meraih kesuksesan seperti hari ini..
Dengan bersyukur atas keberhasilan yang telah saya raih, saya bertekad untuk tetap belajar, berjuang! Berjuang dan belajar lagi!! Dan membagi semangat pada setiap orang yang membutuhkan agar bisa memiliki kekayaan mental dan sama-sama meraih kesuksesan untuk kehidupan yang lebih bernilai.

Tak Ada Jalan Rata Untuk Sukses

Di pagi hari yang buta, terlihat seorang pemuda dengan bungkusan kain berisi bekal di punggungnya tengah berjalan dengan tujuan mendaki ke
puncak gunung yang terkenal. Konon kabarnya, di puncak gunung itu terdapat pemandangan indah layaknya berada di surga.

Ketika sampai di lereng gunung, terlihat sebuah rumah kecil yang dihuni oleh seorang kakek tua. Setelah menyapa pemilik rumah, si pemuda mengutarakan maksudnya "Kek, saya ingin mendaki gunung ini. Tolong Kek, tunjukkan jalan yang paling mudah untuk mencapai ke puncak gunung!"

Si kakek dengan enggan mengangkat tangan dan menunjukkan tiga jari ke hadapan pemuda, "Ada tiga jalan untuk menuju puncak gunung ini. Kamu bisa memilih sebelah kiri, tengah, atau sebelah kanan."

"Kalau saya memilih sebelah kiri?" tanya si pemuda.

"Jalur sebelah kiri ada banyak bebatuan," jawab sang kakek pendek.

Setelah berpamitan dan mengucap terima kasih, si pemuda bergegas melanjutkan perjalanannya. Beberapa jam kemudian dengan peluh bercucuran, si pemuda terlihat kembali di depan pintu rumah sang kakek.

"Kek, saya tidak sanggup melewati terjalnya batu-batuan. Jalan sebelah mana lagi yang harus aku lewati?"

Si kakek dengan tersenyum mengangkat lagi 3 jari tangannya sambil menjawab, "Pilihlah sendiri, kiri, tengah atau sebelah kanan?"
"Hmmm, jika saya memilih jalan sebelah kanan...?"

"Jalur sebelah kanan banyak semak berduri!"

Setelah beristirahat sejenak, si pemuda kembali berangkat untuk mendaki. Selang beberapa jam kemudian, dia kembali lagi ke rumah si kakek. Dengan kelelahan si pemuda berkata, "Kek, saya sungguh-sungguh ingin mencapai puncak gunung. Jalan sebelah kanan dan kiri telah kutempuh, tapi rasanya saya tetap berputar-putar di tempat yang sama. Saya tidak berhasil mendaki ke tempat yang lebih tinggi dan harus kembali kemari tanpa hasil. Tolong deh, Kek ... tunjukkan jalan lain yang rata dan lebih mudah agar saya sukses mendaki hingga ke puncak gunung."

Sang kakek dengan serius mendengarkan keluhan si pemuda. Kemudian sambil menatap tajam, dia berkata tegas "Anak muda! Jika kamu ingin sampai ke puncak gunung, tidak ada jalan yang rata dan mudah! Rintangan berupa bebatuan dan semak berduri, harus kamu lewati, bahkan kadang jalan buntu pun harus kamu hadapi. Selama keinginanmu untuk mencapai puncak itu tetap tidak goyah, hadapi semua rintangan! Hadapi semua tantangan yang ada! Jalani langkahmu setapak demi setapak, kamu pasti akan berhasil mencapai puncak gunung itu. Jangan lupa, nikmati juga pemandangan yang luar biasa! Apakah kamu mengerti?"

Dengan takjub si pemuda mendengar semua ucapan kakek. Lalu, sambil tersenyum gembira, dia menjawab, "Saya mengerti Kek, saya mengerti! Terima kasih! Saya siap menghadapi selangkah demi selangkah setiap rintangan dan tantangan yang ada! Tekad saya makin mantap untuk mendaki lagi sampai mencapai puncak gunung ini."

Dengan senyum puas , sang kakek berkata, "Anak muda, aku percaya kamu pasti bisa mencapai puncak gunung itu!"

Pembaca yang luar biasa,

Untuk mencapai kesuksesan seperti yang kita inginkan, sama seperti analogi mendaki gunung tadi. Tidak ada jalan rata dan pintas! Sewaktu-waktu, rintangan, kesulitan, dan kegagalan selalu datang menghadang. Hanya dengan mental dan tekad yang kuat, tetap menjaga komitmen dan berjuang, kita akan mencapai puncak kesuksesan.

Rabu, 04 Mei 2011

PALEMBANG

Kantor Perwakilan S2JB Palembang
Jl.Srijaya No.882 RT.019/006 Km.5 Kec.Sukarami
Kodya Palembang - Sumatera Selatan , Indonesia 30153
Contact Person : Ferry Oka Sitompul (08126313685)

RIAU

Kantor Perwakilan Wilayah Riau dan Kepulauan Riau
Jl. Jendral Sudirman Gg. Hidayah Sari No.8 RT.002/002
Tangkerang Selatan, Kota Pekanbaru, Riau, Indonesia 28282
Contact Person : Maswar, A.Md, S.Kom (0857-6161-0408)

 
Design by Maswar Technologies Ltd. | Bloggerized by VPPOB BRI Pekanbaru | Komunitas Karyawan dan Pengelola VPPOB BRI